“Saya datang ke sini untuk kedua kalinya, mengiringi siswa kami yang ikut festival Tunas Bahasa Ibu. Alhamdulillah, kami berhasil meraih juara 1 di tingkat provinsi, dan ini merupakan tahun kedua kami mengikuti acara ini,” ungkap Dra. Siswaty. M dengan semangat.

Beliau menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari program pembinaan yang intens dilakukan oleh sekolah. Setiap Jumat, mereka memiliki program berbahasa daerah, khususnya Bahasa Makassar. Pembinaan ini mencari dan melatih bibit-bibit unggul dalam mendongeng dengan bahasa daerah, yang diikuti dengan kompetisi seperti Porseni setiap semester.

“Sekolah kami fokus pada revitalisasi bahasa Ibu. Kami mengapresiasi peran pemimpin sekolah, guru-guru, dan siswa-siswi yang berpartisipasi aktif dalam menjaga dan mengembangkan bahasa daerah,” tambah Dra. Siswaty. M.

Acara ini juga menjadi momentum penghargaan bagi Pj. Bupati Takalar, Dr. Setiawan Aswad, M.Dev,.Plg, yang menerima apresiasi dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atas dukungan dalam pelestarian bahasa daerah melalui program Merdeka Belajar Episode ke-17. Meskipun berhalangan hadir, peranannya diwakili oleh Kepala Dinas Kabupaten.

Prestasi ini menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Kabupaten Takalar dan seluruh Indonesia dalam menjaga kekayaan budaya dan bahasa daerah. Revitalisasi bahasa Ibu bukan hanya menjadi tantangan, tetapi juga komitmen untuk menjaga identitas dan kearifan lokal.

Sukwan